Jumat, 14 Desember 2012

AGRIBISNIS ROSELLA

AGRIBISNIS ROSELLA
(Saprina Lubis 07115035)
PENDAHULUAN
Pengenalan Rosella
Nama latin rosella adalah Hibiscus sabdariffa L. Hibiscus termasuk tanaman tropis yang tumbuh tahunan. Berbagai jenis varietas dari hibiscus tersebar di seluruh dunia termasuk India, Afrika, Sudan, Jamaika, Cina, Filifina, dan Amerika.
Nama hibiscus berbeda disetiap negara. Di Australia tanaman ini dikenal sebagai rosella atau buah rosel. Di India, rosela dikenal dengan nama meshta atau chin baung. Di indonesia dikenal sebagai rosela, asam paya, asam susur, dan frambozen.
Terdapat berbagai pendapat mengenai daerah asal rosella. Ada yang berpendapat bahawa rosella merupakan tanman asli India yang dibawa ke Malaysia, kemudian dibudidayakan di seluruh negara tropis. Ada juga yang menyatakan ini sudah lama dibudidayakan di Afrika.ahmad dan Van der Vossen mengemukakan kemungkinan rosella berasal dari Afrika tropik, kemungkinan masuk ke Amerika dan Asia pada abad ke – 17.
Di Indonesia, nama rosella sudah dikenal sejak tahun 1922. tanaman ini tumbuh subur di sepanjang lintasan rel kereta api Indramayu, Jawa Barat. Terutama pada musim hujan terlihat hamparan kelopak bunga rosela. Bunga rosella yang bermekaran dipakai sebagai tanaman hias di taman luar ruangan, tanaman pagar, dan tanman hias didalam ruangan berupa bunga rangkai.
Budidaya Rosella
Pada prinsipnya tanaman Rosella dapat hidup di kondisi lahan, cuaca, serta suhu apapun, akan tetapi di setiap daerah yang berbeda akan menghasilkan warna yang berbeda pula. Rosella merupakan tanaman semusim, hanya mengalami satu kali masa produktif. Batang Rosella akan tumbuh dari satu titik tumbuh. Batangnya tumbuh relatif tinggi yaitu 1-3 meter dan lebar bisa mencapai 2 meter.
1. Syarat Tumbuh
a. Suhu
Rosella dapat hidup di ketinggian 0-900 m di atas permukaan laut. Rosella tumbuh baik di dataran rendah dengan ketinggian 0-500 m dpl. Pertumbuhan Rosella dapat optimal di kisaran 20-34 derajat celcius.
b. Air
Curah hujan rata – rata yang dibutuhkan rosela 140 – 270 mm per tahun dengan kelembapan udara di atas 70 %. Periode kering dibutuhkan untuk pembungaan dan produksi biji. Hujan atau kelembapan yang tinggi selama masa panen dan pengeringan dapat menurunkan kualitas kelopak bunga dan menurunkan produksi.
c. Cahaya, Panjang Hari, dan Waktu Tanam
Rosela termasuk tanamna berhari pendek ( untuk induksi pembungaan, memerlukan panjang hari kurang dari 12 jam). Pada umur 4 -5 bulan pertama pertumbuhannya, rosela membutuhkan panjang hari sekitar 13 jam.
Rosela toleran terhadap sedikit naungan dan dapat tumbuh di green hous, tetapi pertumbuhan terbaiknya ditunjukkan pada tanaman yang di tanam dilapangan pada kondisi cahaya penuh. Waktu tanam mempengaruhi kandungan kimiawi kelopak bunga rosela.
d. Tanah
Berbagai jenis tanah ditanami rosela, terutama struktur yang dalam, bertekstur ringan dan berdrainase baik. Rosela toleran terhadap tanah masam dan agak alkalin, tetapi tidak cocok ditanam di tanah salin atau berkadar garam tinggi. Kemasaman tanah (pH) 5.5 – 7, dan masih dapat toleran pada pH 4,5 – 8,5. Selain itu, rosela tidak terhadap genangan air.
2. Teknik Budidaya Rosella Merah
Perbanyakan tanaman rosella merah biasanya dilakukan secara generatif dengan biji. Tanaman ini berumur kurang dari 1 tahun dengan ketinggian tanaman berkisar 3 m-4 m. Teknik budidaya tanaman rosella merah meliputi kegiatan pokok sebagai berikut:
a. Persemaian
Sebelum disemaikan, biji direndam selama satu hari satu malam lalu dipilih yang tenggelam dengan bentuk butiran – butiran yang baik. Biji dapat langsung disemaikan pada lahan persemaian yang sudah diolah dan diairi. Setelah tumbuh maka bisa langsung dipindah ke ke polybag ataupun menunggu cukup besar untuk langsung dipindah ke lahan produksi.
b. Persiapan Lahan
Persiapan lahan dilakukan dengan pembajakan tanah secara membujur dan melintang. Tanah dicampur pupuk dasar berupa pupuk kandang, lahan dilarik dengan jarak antar larik 1,5 m.
c. Penanaman
Untuk lahan yang langsung dari biji makan penanaman dilakukan dengan ditugal tiap lubang tanam diisi 2-3 biji. Sedangkan untuk penanaman bibit yang telah disemaikan di polybag maka setiap lubang yang akan ditanami diisi dengan 1-2 bibit.
d. Pemupukan
Pemupukan pada lahan sebelum tanam dengan pupuk kandang, sedangkan pada umur 3 dan 7-8 minggu setelah tanam dipupuk Urea sebanyak 30-40 gram tiap tanaman.
e. Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit yang paling banyak menyerang rosella adalah hama kutu daun dan penyakit Phytopthora. Penanganannya adalah dengan penyemprotan obat anti kutu ataupun berbagai jenis pestisida yang dijual bebas di toko-toko pertanian.
f. Pemeliharaan
Selama pertumbuhan tanaman perlu diwaspadai keberadaan gulma yang akan berdampak negatif, oleh karena itu dilakukan penyiangan dengan frekuensi sesuai kondisi lahan.
g. Pemangkasan
Untuk meningkatkan produksi kelopak, pemangkasan dapat dilakukan pada umur dua bulan setelah tanam dengan memotong cabangg utama sepanjang 10 – 30 cm dari pucuk tanaman.
h. Pengendalian Gulma
Penyiangan dan penjarangan tanaman umumnya dilakukan secara bersamaan. Penyiangan pertama dilakukan pada umur tiga minggu setelah tanam, penyiangan kedua pada lima minggu setelah tanam.
3. Sistem Tanam
Rosela dapat ditanam, baik secara monokultur atau tumpang sari pada lahan yang diusahakan.rosela lebih cocok ditumpang sari dengan kacang – kacangan karena tanaman legum dapat menyumbang nitrogen terfiksasi melalui simbiosinya dengan bakterin Rhizobium sp.
4. Pengendalian Hama dan penyakit
a. Busuk akar
penyakit utama yang menyerang rosela adalah busuk akar yang disebabkan oleh cendawan Phytophtera parasitica. Penyalit ini biasanya terjadi karena adanya genangan air dilahan atau musim hujan yang terlalu lama.cara pengendalian yang aman adalah dengan melakukan rotasi tanaman (pergiliran tanaman).
b. Belalang
Hama yang umum menyerang tanaman rosela di Indonesia. Belalang memakan daun rosela dan menyebabkan pertumbuhan vegetatif rosela terganggu. Pengendaliannya degan tidak dianjurkan dengan pestisida karena rosela termasuk jenis tanaman obat yang tidak boleh tercemar oleh pestisida.
c. Nematoda
Hama yang penting yang menyerang rosela antara lain nematoda akar, Heterodera rudicicola, kumbang, dan lagris cyanea.
d. Kutu daun
Kutu ini berwarna putih, menyerang titik tumbuh dan kelopak bunga mengakibatkan tanaman menjadi kerdil, daun mengering, tampak berwarna putih yang menunjukkan berkurannyakandungan antosianin.
5. Panen dan Pasca Panen
a. Panen
  • Ciri dan Umur Panen
Waktu panen dipengaruhi oleh panjang hari dan kesubura tanah. Di tanah yang kurang subur dengan kandungan hara rendah terutama nitrogen, rosela akan lebih cepat berbunga dibandingkan dengan yang ditanam di tanah yang kandungan nitrogennya tinggi.
Kelopak bunga di panen seteah berkembang penuh atau telah mencapi ukurn optimal.lama panen dipenagruhi oleh teknik buidaya, terutama pemangkasan dan pemupukan.
  • Waktu dan Cara Panen
Pemetikan rosela lebih baik dilakukan pada pagi hari, karena kadar air masih tinggi.buah biasanya dipotong dengan menggunakan gunting atau pisau yang tajam untuk menghindari kerusakan.
  • Hasil Panen
Hasil panen dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antarnya faktor genetik, lingkungan, dan teknik budidaya.kultivar yang memiliki potensi produksi tinggi, jika ditanam pada kondisi yang baik akan menghasilkan produksi maksimal.
b. Pasca Panan
1. Sortasi
Kelopak bunga yang telah dipanen di pisahkan berdasarkan tingkat serangan hama dan penyakit, tingkat kematangan, dan ukuran.
2. Pengeringan
Agar dapat di simpan lebih lama, sebaiknya rosela dikeringan dengan kadar air maksimum 12 %.prose pengeringan bisa dilakukan dengan cara buatan atua dengan buatan, di jemur atau dengan pengopenan.
3. penyimpanan
Kelopak rosela harus disimpan di tempat gelap pada suhu rendah. Kelembapan relatif rendah 60 % serta berventilisasi yang baik.
4. Pengemasan
Untuk di ekspor ke luar negri, kelopak kering dapat di kemas dengan kemasan pedagangdalam kantong yang dapat direkat.
PRODUK OLAHAN ROSELA
Bagian tanaman rosela yang paling banyak dimanfaatkan untuk produk pangan maupun nonpangan adalah kelopak bunga rosela. Beberapa produk olahan dari rosela, antara lain:
a. Teh rosela
Teh rosela merupakan salah satu jenis teh merah yang pailng populer dan disukai konsuen. Teh rosela dikenal dengan nama beragam, seperti hibiscus tea, teh mekkah, teh yaman, karkade (Arab), kezeru (jepang). Teh rosela dapat dibuat dari kelopak dan daunnya, tetapi pada umumnya dibuat dari kelopaknya.
b. Jus Rosela
Jus rosela merupakan miniman kesehatan yang terbuat dari sari kelopak rosela. Jus ini sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Jus dibut dengan cara merebus kelopak bunga segar bersama air dengan perbandingan 1 : 4. Setelah itu, jus dimasukkan ke dalam wadah kaca yang telah disterilisasi terlebih dahulu.
c. Sirup rosela.
Pembuatan sirup rosela pada prinsipnya sama dengan pembuatan jus rosela, akan tetapi pembuatan sirup konsentrasi bunga rosela yang digunakan lebih tinggi, begitu juga dengan konsentrasi gula lebih tinggi.
d.Permen Jeli Rosela
rosela dapat dijadikan permen jeli.prinsip pembuatan permen jeli adalah menggantikan iar yang berisi ekstrak sari buah dengan ekstrak sari buah dengan ekstrak bunga rosela.
e. Selai rosela
pengolahan kelopak bunga telah dihaluskan, kemudian disaring dan amapsnya direbus bersama gula hingga mengental.

PROSPEK PASAR
Prospek pemasaran produk olahan berbahan baku dan daun rosella cukup prespektif, terutama untuk pasar luar negeri. Negara pengekspor utama tanaman rosella adalah: Cina, Meksiko, Cile, India, Thailand dan Peru.

Gbr. Perkembangan volume impor rosella oleh negara importir terbesar tahun 1994-1998 (Diolah dari Market Survey: Hibiscus sabdariffa L. tahun 1998).
Prospek bisnis rosela cukup menjanjikan, kata Bambang. Itu terlihat dari permintaan yang terus melonjak. Bahkan ia terpaksa menepis permintaan seorang pengusaha asal Jakarta yang meminta pasokan 15 ton rosela kering per tahun. Permintaan itu membuat Bambang kewalahan. Kapasitas produksi saya baru 5 ton rosela kering per tahun, katanya. Pada 2007, Bambang berencana menambah kapasitas produksi hingga 15 ton/tahun (Trubus, Kamis, Februari 01, 2007).
Dari sehektar lahan, pekebun memanen 2-2,5 ton segar. Setelah dikeringkan, diperoleh 200-250 kg. Dengan harga beli di tingkat pekebun Rp175.000- Rp200.000 per kg, pekebun meraup omzet Rp35-juta-Rp50-juta per 6 bulan atau Rp5,8-juta-Rp8,3-juta per bulan. Sedangkan biaya penanaman hanya Rp5-juta/ha/musim tanam atau Rp833.000 per bulan. Artinya, pekebun bisa meraup laba bersih Rp5-juta-Rp7,5-juta per bulan. Keuntungan setinggi itu tentu saja menggiurkan. Akhirnya, hingga 2006, 50 orang pekebun bergabung menjadi plasma dengan areal tanam 100 ha (Trubus, Kamis, Februari 01, 2007).
l Kualitas warna dan rasa dari bunga rosella berbeda – beda antar negar. Harga rosella kering dapat bervariasi dari $600-$1.700 per ton.
l Kualitas rosella kering ditentukan oleh warna dan rasa seduhan.
l Untuk ekspor, petani harus mengikuti persyaratan yang diminta oleh importir.
Perkembangan Industri Rosella
l Tahun 1892, di Queensland Australia terdapat dua pabrik yang memproduksi selai rosella yg diekspor ke Eropa, walaupun umurnya tidak panjang
l P.J Waster àrosella dibawa ke Florida dari Jamaika tahun 1887.
l 1905, W.A Hobbs mencoba menanam rosella di Filifina dan hasilnya memuaskan.
l Di Amerika dan Eropa, rosella digunakam sbgai pewarna makanan.
l Saat in Rosella dimanfaatkan sebagai produk makanan alami dan pengganti bahan pewarna sintetik.
Khasiat utama Rosella
  • Anti kanker
  • Anti hipertensi
  • Anti diabetes
  • Anti kolesterol
  • Menurunkan bobot badan
  • Terapi gangguan liver dan asam urat
  • Khasiat tambahan dan efek samping
DAFTAR PUSTKA
Ir.Mardiah, M.Si. 2009. Budidaya &Pengolahan Rosela ”Si Merah Segudang Manfaat”. PT MediaAgro Pustaka: Jakarta.
http://www.beritacerbon.com/berita/2008-11/pengusaha-teh-rosella-mencari-pasar-baru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar