AGRIBISNIS ROSELLA
(Saprina Lubis 07115035)
PENDAHULUAN
Pengenalan Rosella
Nama latin rosella adalah Hibiscus sabdariffa
L. Hibiscus termasuk tanaman tropis yang tumbuh tahunan. Berbagai jenis
varietas dari hibiscus tersebar di seluruh dunia termasuk India,
Afrika, Sudan, Jamaika, Cina, Filifina, dan Amerika.
Nama
hibiscus berbeda disetiap negara. Di Australia tanaman ini dikenal
sebagai rosella atau buah rosel. Di India, rosela dikenal dengan nama
meshta atau chin baung. Di indonesia dikenal sebagai rosela, asam paya,
asam susur, dan frambozen.
Terdapat
berbagai pendapat mengenai daerah asal rosella. Ada yang berpendapat
bahawa rosella merupakan tanman asli India yang dibawa ke Malaysia,
kemudian dibudidayakan di seluruh negara tropis. Ada juga yang
menyatakan ini sudah lama dibudidayakan di Afrika.ahmad dan Van der
Vossen mengemukakan kemungkinan rosella berasal dari Afrika tropik,
kemungkinan masuk ke Amerika dan Asia pada abad ke – 17.
Di
Indonesia, nama rosella sudah dikenal sejak tahun 1922. tanaman ini
tumbuh subur di sepanjang lintasan rel kereta api Indramayu, Jawa Barat.
Terutama pada musim hujan terlihat hamparan kelopak bunga rosela. Bunga
rosella yang bermekaran dipakai sebagai tanaman hias di taman luar
ruangan, tanaman pagar, dan tanman hias didalam ruangan berupa bunga
rangkai.
Budidaya Rosella
Pada
prinsipnya tanaman Rosella dapat hidup di kondisi lahan, cuaca, serta
suhu apapun, akan tetapi di setiap daerah yang berbeda akan menghasilkan
warna yang berbeda pula. Rosella
merupakan tanaman semusim, hanya mengalami satu kali masa produktif.
Batang Rosella akan tumbuh dari satu titik tumbuh. Batangnya tumbuh
relatif tinggi yaitu 1-3 meter dan lebar bisa mencapai 2 meter.
1. Syarat Tumbuh
a. Suhu
Rosella dapat hidup di ketinggian 0-900 m di atas permukaan laut. Rosella
tumbuh baik di dataran rendah dengan ketinggian 0-500 m dpl.
Pertumbuhan Rosella dapat optimal di kisaran 20-34 derajat celcius.
b. Air
Curah
hujan rata – rata yang dibutuhkan rosela 140 – 270 mm per tahun dengan
kelembapan udara di atas 70 %. Periode kering dibutuhkan untuk
pembungaan dan produksi biji. Hujan atau kelembapan yang tinggi selama
masa panen dan pengeringan dapat menurunkan kualitas kelopak bunga dan
menurunkan produksi.
c. Cahaya, Panjang Hari, dan Waktu Tanam
Rosela
termasuk tanamna berhari pendek ( untuk induksi pembungaan, memerlukan
panjang hari kurang dari 12 jam). Pada umur 4 -5 bulan pertama
pertumbuhannya, rosela membutuhkan panjang hari sekitar 13 jam.
Rosela
toleran terhadap sedikit naungan dan dapat tumbuh di green hous, tetapi
pertumbuhan terbaiknya ditunjukkan pada tanaman yang di tanam
dilapangan pada kondisi cahaya penuh. Waktu tanam mempengaruhi kandungan
kimiawi kelopak bunga rosela.
d. Tanah
Berbagai
jenis tanah ditanami rosela, terutama struktur yang dalam, bertekstur
ringan dan berdrainase baik. Rosela toleran terhadap tanah masam dan
agak alkalin, tetapi tidak cocok ditanam di tanah salin atau berkadar
garam tinggi. Kemasaman tanah (pH) 5.5 – 7, dan masih dapat toleran pada
pH 4,5 – 8,5. Selain itu, rosela tidak terhadap genangan air.
2. Teknik Budidaya Rosella Merah
Perbanyakan
tanaman rosella merah biasanya dilakukan secara generatif dengan biji.
Tanaman ini berumur kurang dari 1 tahun dengan ketinggian tanaman
berkisar 3 m-4 m. Teknik budidaya tanaman rosella merah meliputi
kegiatan pokok sebagai berikut:
a. Persemaian
a. Persemaian
Sebelum
disemaikan, biji direndam selama satu hari satu malam lalu dipilih yang
tenggelam dengan bentuk butiran – butiran yang baik. Biji dapat
langsung disemaikan pada lahan persemaian yang sudah diolah dan diairi.
Setelah tumbuh maka bisa langsung dipindah ke ke polybag ataupun
menunggu cukup besar untuk langsung dipindah ke lahan produksi.
b. Persiapan Lahan
Persiapan
lahan dilakukan dengan pembajakan tanah secara membujur dan melintang.
Tanah dicampur pupuk dasar berupa pupuk kandang, lahan dilarik dengan
jarak antar larik 1,5 m.
c. Penanaman
Untuk
lahan yang langsung dari biji makan penanaman dilakukan dengan ditugal
tiap lubang tanam diisi 2-3 biji. Sedangkan untuk penanaman bibit yang
telah disemaikan di polybag maka setiap lubang yang akan ditanami diisi
dengan 1-2 bibit.
d. Pemupukan
d. Pemupukan
Pemupukan
pada lahan sebelum tanam dengan pupuk kandang, sedangkan pada umur 3
dan 7-8 minggu setelah tanam dipupuk Urea sebanyak 30-40 gram tiap
tanaman.
e. Hama dan Penyakit
e. Hama dan Penyakit
Hama
dan penyakit yang paling banyak menyerang rosella adalah hama kutu daun
dan penyakit Phytopthora. Penanganannya adalah dengan penyemprotan obat
anti kutu ataupun berbagai jenis pestisida yang dijual bebas di
toko-toko pertanian.
f. Pemeliharaan
f. Pemeliharaan
Selama
pertumbuhan tanaman perlu diwaspadai keberadaan gulma yang akan
berdampak negatif, oleh karena itu dilakukan penyiangan dengan frekuensi
sesuai kondisi lahan.
g. Pemangkasan
Untuk
meningkatkan produksi kelopak, pemangkasan dapat dilakukan pada umur
dua bulan setelah tanam dengan memotong cabangg utama sepanjang 10 – 30
cm dari pucuk tanaman.
h. Pengendalian Gulma
Penyiangan
dan penjarangan tanaman umumnya dilakukan secara bersamaan. Penyiangan
pertama dilakukan pada umur tiga minggu setelah tanam, penyiangan kedua
pada lima minggu setelah tanam.
3. Sistem Tanam
Rosela
dapat ditanam, baik secara monokultur atau tumpang sari pada lahan yang
diusahakan.rosela lebih cocok ditumpang sari dengan kacang – kacangan
karena tanaman legum dapat menyumbang nitrogen terfiksasi melalui
simbiosinya dengan bakterin Rhizobium sp.
4. Pengendalian Hama dan penyakit
a. Busuk akar
penyakit utama yang menyerang rosela adalah busuk akar yang disebabkan oleh cendawan Phytophtera parasitica. Penyalit
ini biasanya terjadi karena adanya genangan air dilahan atau musim
hujan yang terlalu lama.cara pengendalian yang aman adalah dengan
melakukan rotasi tanaman (pergiliran tanaman).
b. Belalang
Hama
yang umum menyerang tanaman rosela di Indonesia. Belalang memakan daun
rosela dan menyebabkan pertumbuhan vegetatif rosela terganggu.
Pengendaliannya degan tidak dianjurkan dengan pestisida karena rosela
termasuk jenis tanaman obat yang tidak boleh tercemar oleh pestisida.
c. Nematoda
Hama yang penting yang menyerang rosela antara lain nematoda akar, Heterodera rudicicola, kumbang, dan lagris cyanea.
d. Kutu daun
Kutu
ini berwarna putih, menyerang titik tumbuh dan kelopak bunga
mengakibatkan tanaman menjadi kerdil, daun mengering, tampak berwarna
putih yang menunjukkan berkurannyakandungan antosianin.
5. Panen dan Pasca Panen
a. Panen
- Ciri dan Umur Panen
Waktu
panen dipengaruhi oleh panjang hari dan kesubura tanah. Di tanah yang
kurang subur dengan kandungan hara rendah terutama nitrogen, rosela akan
lebih cepat berbunga dibandingkan dengan yang ditanam di tanah yang
kandungan nitrogennya tinggi.
Kelopak
bunga di panen seteah berkembang penuh atau telah mencapi ukurn
optimal.lama panen dipenagruhi oleh teknik buidaya, terutama pemangkasan
dan pemupukan.
- Waktu dan Cara Panen
Pemetikan
rosela lebih baik dilakukan pada pagi hari, karena kadar air masih
tinggi.buah biasanya dipotong dengan menggunakan gunting atau pisau yang
tajam untuk menghindari kerusakan.
- Hasil Panen
Hasil
panen dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antarnya faktor genetik,
lingkungan, dan teknik budidaya.kultivar yang memiliki potensi produksi
tinggi, jika ditanam pada kondisi yang baik akan menghasilkan produksi maksimal.
b. Pasca Panan
1. Sortasi
Kelopak bunga yang telah dipanen di pisahkan berdasarkan tingkat serangan hama dan penyakit, tingkat kematangan, dan ukuran.
2. Pengeringan
Agar
dapat di simpan lebih lama, sebaiknya rosela dikeringan dengan kadar
air maksimum 12 %.prose pengeringan bisa dilakukan dengan cara buatan
atua dengan buatan, di jemur atau dengan pengopenan.
3. penyimpanan
Kelopak rosela harus disimpan di tempat gelap pada suhu rendah. Kelembapan relatif rendah 60 % serta berventilisasi yang baik.
4. Pengemasan
Untuk di ekspor ke luar negri, kelopak kering dapat di kemas dengan kemasan pedagangdalam kantong yang dapat direkat.
PRODUK OLAHAN ROSELA
Bagian
tanaman rosela yang paling banyak dimanfaatkan untuk produk pangan
maupun nonpangan adalah kelopak bunga rosela. Beberapa produk olahan
dari rosela, antara lain:
a. Teh rosela
Teh
rosela merupakan salah satu jenis teh merah yang pailng populer dan
disukai konsuen. Teh rosela dikenal dengan nama beragam, seperti
hibiscus tea, teh mekkah, teh yaman, karkade (Arab), kezeru (jepang).
Teh rosela dapat dibuat dari kelopak dan daunnya, tetapi pada umumnya
dibuat dari kelopaknya.
b. Jus Rosela
Jus rosela merupakan miniman kesehatan yang terbuat dari sari kelopak rosela. Jus
ini sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Jus dibut dengan cara
merebus kelopak bunga segar bersama air dengan perbandingan 1 : 4.
Setelah itu, jus dimasukkan ke dalam wadah kaca yang telah disterilisasi
terlebih dahulu.
c. Sirup rosela.
Pembuatan
sirup rosela pada prinsipnya sama dengan pembuatan jus rosela, akan
tetapi pembuatan sirup konsentrasi bunga rosela yang digunakan lebih
tinggi, begitu juga dengan konsentrasi gula lebih tinggi.
d.Permen Jeli Rosela
rosela
dapat dijadikan permen jeli.prinsip pembuatan permen jeli adalah
menggantikan iar yang berisi ekstrak sari buah dengan ekstrak sari buah
dengan ekstrak bunga rosela.
e. Selai rosela
pengolahan kelopak bunga telah dihaluskan, kemudian disaring dan amapsnya direbus bersama gula hingga mengental.
PROSPEK PASAR

Gbr.
Perkembangan volume impor rosella oleh negara importir terbesar tahun
1994-1998 (Diolah dari Market Survey: Hibiscus sabdariffa L. tahun
1998).
Prospek bisnis rosela cukup menjanjikan, kata Bambang. Itu
terlihat dari permintaan yang terus melonjak. Bahkan ia terpaksa
menepis permintaan seorang pengusaha asal Jakarta yang meminta pasokan
15 ton rosela kering per tahun. Permintaan itu membuat Bambang
kewalahan. Kapasitas produksi saya baru 5 ton rosela kering per tahun,
katanya. Pada 2007, Bambang berencana menambah kapasitas produksi hingga 15 ton/tahun (Trubus, Kamis, Februari 01, 2007).
Dari
sehektar lahan, pekebun memanen 2-2,5 ton segar. Setelah dikeringkan,
diperoleh 200-250 kg. Dengan harga beli di tingkat pekebun Rp175.000-
Rp200.000 per kg, pekebun meraup omzet Rp35-juta-Rp50-juta per 6 bulan
atau Rp5,8-juta-Rp8,3-juta per bulan. Sedangkan biaya penanaman hanya
Rp5-juta/ha/musim tanam atau Rp833.000 per bulan. Artinya, pekebun bisa
meraup laba bersih Rp5-juta-Rp7,5-juta per bulan. Keuntungan setinggi
itu tentu saja menggiurkan. Akhirnya, hingga 2006, 50 orang pekebun
bergabung menjadi plasma dengan areal tanam 100 ha (Trubus, Kamis, Februari 01, 2007).
l Kualitas warna dan rasa dari bunga rosella berbeda – beda antar negar. Harga rosella kering dapat bervariasi dari $600-$1.700 per ton.
l Kualitas rosella kering ditentukan oleh warna dan rasa seduhan.
l Untuk ekspor, petani harus mengikuti persyaratan yang diminta oleh importir.
Perkembangan Industri Rosella
l Tahun
1892, di Queensland Australia terdapat dua pabrik yang memproduksi
selai rosella yg diekspor ke Eropa, walaupun umurnya tidak panjang
l P.J Waster àrosella dibawa ke Florida dari Jamaika tahun 1887.
l 1905, W.A Hobbs mencoba menanam rosella di Filifina dan hasilnya memuaskan.
l Di Amerika dan Eropa, rosella digunakam sbgai pewarna makanan.
l Saat in Rosella dimanfaatkan sebagai produk makanan alami dan pengganti bahan pewarna sintetik.
Khasiat utama Rosella
- Anti kanker
- Anti hipertensi
- Anti diabetes
- Anti kolesterol
- Menurunkan bobot badan
- Terapi gangguan liver dan asam urat
- Khasiat tambahan dan efek samping
DAFTAR PUSTKA
Ir.Mardiah, M.Si. 2009. Budidaya &Pengolahan Rosela ”Si Merah Segudang Manfaat”. PT MediaAgro Pustaka: Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar