Jumat, 14 Desember 2012

Budidaya Tanaman Rosela (Hibiscus Sabdarifa L)

Budidaya Tanaman Rosela (Hibiscus Sabdarifa L)


ROSELA (Hibiscus sabdariffa L.)
  1. PENDAHULUAN (PENGENALAN & PROSPEK ROSELA)
  2. NILAI GIZI DAN MANFAAT ROSELA
  3. KLASIFIKASI DAN JENIS ROSELA
  4. BUDIDAYA DAN PASCA PANEN
       A. SYARAT TUMBUH
       B. TEKNIK BUDIDAYA
       C. SISTEM TANAM
       D. HAMA DAN PENYAKIT
       E. PANEN DAN PASCA PANEN
V. PRODUK OLAHAN ROSELA

I. PENDAHULUAN (Pengenalan & Prospek Rosela)
Saat ini Rosela (Hibiscus sabdariffa L.) menjadi begitu populer, karena :
Banyak digunakan sebagai kebutuhan pengobatan, terutama untuk
   pengobatan alternatif.
•  Memiliki kandungan senyawa kimia yang dapat memberikan banyak
    manfaat.
Rosela memiliki daya tarik yang luar biasa.  Kelopaknya yang berwarna merah menyala membuat orang menjadi tertarik.  Warna merah ini disebabkan rosela banyak mengandung pigmen antosianin yang dapat berfungsi sebagai antioksidan.  Kelopak bunga rosela juga memberikan sensasi bunga yang harum dan rasa asam yang menyegarkan.

C. PROSPEK PASAR
Prospek pemasaran produk olahan berbahan baku bunga dan daun rosela cukup prospektif, terutama untuk pasar luar negeri.  Hal ini dibuktikan dari ekspor rosela ke negara Amerika dan Eropa terus meningkat.  Negara importir terbesar rosela saat ini adalah Jerman, Amerika, Inggris dan Jepang.
Negara pengekspor utama tanaman rosela adalah Cina, Meksiko, Cile, India, Thailand, dan Peru.  Cina menguasai sekitar 34% pasar rosela di Amerika, diikuti oleh Meksiko dan Cile yang masing-masing menguasai 13% dan 12% pasar Amerika.  Sedangkan, negara tujuan utama ekspor Sudan adalah Jerman.

B. ASAL USUL ROSELA
Ada berbagai pendapat mengenai daerah asal Rosela. Ada yang berpendapat bahwa rosela merupakan tanaman asli India yang dibawa ke Malasyia, kemudian dibudidayakan di Afrika.  Pendapat lain mengemukakan bahwa rosela sudah dibudidayakan di Sudan sejak 4.000 tahun SM.
Di Indonesia, nama rosela sudah dikenal sejak tahun 1922.  Tanaman ini tumbuh subur di sepanjang lintasan kereta api Indramayu, Jawa Barat.  Terutama pada musim hujan terlihat hamparan kelopak bunga rosela yang bermekaran.

II. NILAI GIZI DAN MANFAAT
Kandungan penting yang terdapat pada kelopak bunga rosela adalah pigmen antosianin yang berfungsi sebagai antioksidan yang diyakini dapat menyembuhkan penyakit degeneratif.  Kelopak bunga juga mengandung vitamin C, A, dan asam amino, juga protein dan kalsium.
Manfaat bagi kesehatan antara lain sebagai pencegah kanker, radang, mengendalikan tekanan darah, memperlancar buang air besar, menurunkan panas, meluruhkan dahak, , kolesterol tinggi, mencegah kanker darah, mengurangi resiko osteoporosis.

KLASIFIKASI DAN JENIS ROSELA
Dalam taksonomi tumbuhan, rosela diklasifikasikan sebagai berikut :
Ø  Divisio                   : Spermatophyta
Ø  Subdiviso                             : Angiospermae
Ø  Kelas                                     : Dicotyledoneae
Ø  Ordo                                      : Malvaceae
Ø  Genus                   : Hibiscus
Ø  Spesies                 : Hibiscus sabdariffa L
Ø  Varietas                               : Hibiscus sabdariffa varietas
                                          sabdariva L
                                                   Hibiscus sabdariffa varietas
                                                   ultisima Wester
Hibiscus sabdariffa varietas sabdariffa merupakan tanaman semusim, yang tumbuh tegak, bercabang-cabang, dengan tinggi tanaman dapat mencapai 3,5 m.  Batangnya bulat dan berkayu.  Warna batang beragam mulai dari hijau tua sampai merah.  Daunnya tunggal, berbentuk bulat telur, pertulangan menjari dan letaknya berseling, terbagi ke dalam 3-7 cuping bergantung kultivar dan aksesi, dan pinggiran daun bergerigi.  Rosela memiliki daun yang panjangnya mencapai 6-15 cm dan lebarnya 5-8 cm.  Sementara tangkai daun berbentuk bulat, berwarna hijau, dengan panjang 4-7 cm.
Bunga Rosela bertipe tunggal, artinya hanya terdapat sat kuntum bunga
Pada setiap tangkai bunga.  Ukuran bunga cukup besar, diameter ketika
Sedang mekar lebih dari 12,5 cm dan memiliki dasar bunga pendek. 
Bunga ini mempunyai 8-11 helai kelopak yang berbulu, dengan panjang
1 cm, pangkal saling berlekatan, dan berwarna merah.  Bagian inilah yang
sering dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan minuman.
Mahkota rosela berwarna merah sampai kuning dengan warna lebih gelap dibagian tengahnya, berbentuk corong, terdiri dari lima helaian, dan panjang 3-5 cm.  Tangkai sari merupakan tempat melekatnya kumpulan benang sari berukuran pendek dan tebal dengan panjang sekitar 5 cm dan lebar sekitar 5 mm.  Putik berbentuk tabung dan berwarna kuning atau merah.  Bunga rosela bersifat hermaprodit (mempunyai bunga jantan dan betina), sehingga mampu menyerbuk sendiri.
Buah Rosela berbentuk kotak kerucut, berambut, terbagi menjadi lima ruang, dan berwarna merah.  Buah berukuran panjang 5 cm dan lebar 5,3 cm.  Bentuk biji mempunyai ginjal, berbulu dengan panjang 5 mm dan lebar 4 mm.  Saat masih muda, biji berwarna putih dan setelah tua berubah menjadi abu-abu.
KULTIVAR
Terdapat lebih dari 100 kultivar rosela. Kultivar komersial paling banyak ditanam di Cina, Thailand, Meksiko, dan Afrika terutama di Sudan, Senegal, dan Mali.
Perbedaan kultivar tidak hanya mempengaruhi produksi, tetapi juga kandungan bahan kimia dan mineral kelopak bunga. Rosela dengan kelopak berwarna merah mengandung zat besi lebih tinggi dibandingkan dengan kultivar lainnya.  Sementara rosela dengan kelopak bunga berwarna merah tua mengandung abu dan kalium lebih besar.

BUDIDAYA DAN PASCA PANEN
SYARAT TUMBUH
  1. SUHU
  2. AIR
  3. CAHAYA, PANJANG HARI, DAN WAKTU TANAM
  4. TANAH
A.                  SUHU
Tanaman rosela tumbuh optimal di daerah dengan ketinggian kurang dari 600 meter dpl.  Semakin tinggi dari permukaan laut, pertumbuhan rosela akan terganggu. Rosela dapat tumbuh di daerah tropis dan subtropis dengan suhu rata-rata bulanan 24-320C. Namun masih torelan terhadap suhu 10-360C.
Untuk menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, rosela memerlukan waktu 4-5 bulan dengan suhu malam tidak kurang dari 210C
B.                  AIR
Curah hujan rata-rata yang dibutuhkan rosela 140-270 mm per bulan dengan kelembaban udara di atas 70%.  Jika curah hujan tidak mencukupi bisa diatasi dengan pengairan yang baik.  Periode kering dibutuhkan untuk pembungaan dan produksi biji.
Hujan atau kelembaban yang tinggi selama masa panen dan pengeringan dapat menurunkan kualitas kelopak bunga dan menurunkan produksi. Selain itu, tanaman menjadi mudah rebah karena keberatan buah.  Akibatnya kelopak bunga yang dekat permukaan tanah menjadi busuk.
C.                  CAHAYA, PANJANG HARI, & WAKTU TANAM
Rosela merupakan tanaman berhari pendek (untuk induksi pembangunan memerlukan panjang hari kurang dari 12 jam).  Pad umur 4-5 bulan pertama pertumbuhannya (masa vegetatif), rosela membutuhkan panjang hari sekitar 13 jam untuk mencegah pembungaan dini.
Rosela toleran thd sedikit naungan dan dapat tumbuh di green house, tetapi pertumbuhan terbaik ditunjukkan pd tanaman yang ditanam dilapang pada kondisi cahaya penuh.
Waktu tanam mempengaruhi kandungan kimiawi kelopak bunga rosela.  Biasanya rosela ditanam pada bulan Mei.
D.                  TANAH
Berbagai jenis tanah dapat ditanami rosela, terutama struktur yang dalam, bertekstur ringan dan berdrainase baik.  Rosela toleran thd tanah masam dan agak alkalin, tetapi tidak cocok ditanam pd tanah berkadar garam tinggi.  Kemasaman tanah (pH) optimum untuk rosela adalah 5,5-7, dan masih dapat toleran pada pH 4,5-8,5.  Selain itu, rosela tidak tahan thd genangan air.
Rosela memiliki sistem perakaran yang dalam.  Karena itu, kedalaman tanah optimal yang dibutuhkan di atas 150 cm.  Namun, rosela masih dapat ditanam pada kedalaman tanah sedang (50-150 cm). Apabila terbatas ukurannya misalnya dalam polybag maka pertumbuhannya tidak optimal.

TEKNIK BUDIDAYA
A.      PERSIAPAN LAHAN
B.      PERSIAPAN BAHAN TAN.
C.      PEMBIBITAN
D.      PENANAMAN DI POLYBAG
E.       JARAK TANAM
F.       PEMUPUKAN
G.     PEMANGKASAN
H.      PENGENDALIAN GULMA

A.      PERSIAPAN LAHAN
Pada penanaman yang intensif, lahan untuk rosela perlu di olah dengan cara membalikkan tanah dengan bajak, menggemburkan, dan menghaluskannya dengan cangkul atau garpu, agar drainasenya baik.  Sebaiknya pengolahan tanah cukup dalam, paling sedikit sedalam 20cm.  Tanah dicampur pupuk dasar berupa pupuk kandang dengan dosis 10-20 ton/ha.  Lahan dilarik dengan jarak antar larik 1,5 m.  Dibuat alur atau bedengan setinggi 15-20 cm.
B.      PERSIAPAN BAHAN TANAMAN
Rosela dapat dibiakkan dengan biji atau stek batang.  Namun, dengan biji lebih mudah dan praktis.  Sistem perakaran tanaman yang berasal dari biji memiliki tunggang yang dalam, sehingga lebih tahan thd kekeringan dibandingkan dengan tanaman asal stek.  Kebutuhan benih atau biji rosela sekitar 11-22 kg/ha, tergantung kesuburan tanah dan jarak tanam yang digunakan.  Untuk mempercepat perkecambahan, biji rosela direndam terlebih dahulu dengan air selama 24 jam, kemudian baru ndipilih biji yang bernas dan tenggelam untuk ditanam.
C.      PEMBIBITAN
Benih rosela dapat langsung ditanam di lapang atau dipindahtanamkan.  Pada sistem penanaman langsung, benih ditanam 2-3 butir per lubang tanam sedalam 0,5 cm.  Setelah bibit berdaun 2-4 helai, dilakukan penjarangan dengan memilih satu tanaman yang menunjukkan pertumbuhan terbaik.  Cara ini lebih praktis dan tanaman tumbuh lebih cepat, karena tidak mengalami cekaman akibat pemindahan.  Bisa juga dilakukan dengan persemaian dalam polybag selama 3-4 minggu (atau tumbuh pohon setinggi 20 cm) baru dipindahkan ke lahan.
D.      PENANAMAN DI POLYBAG
Selain ditanam di lapangan, dalam skala kecil rosela dapat pula ditanam di polybag besar (paling sedikit menggunakan 10 kg media tanam).  Media tanam yang dipakai dapat berupa campuran tanah dengan pupuk organik, seperti pupuk kandang atau kompos dengan perbandingan 4 : 1. Jika ukuran polybag lebih kecil kurang dari 5 kg), pertumbuhan tanaman menjadi tidak optimal dicirikan dengan tanaman tumbuh kerdil dan jumlah cabang sedikit, sehingga produksi bunga rendah. 
E.       JARAK TANAM
Dengan jarak tanam 60 x 60 cm, 60 x 45 cm, dan 60 x 30 cm, produksi kelopak bunga per ha tetap menjadi lebih tinggi, karena pada jarak tanam tersebut jumlah tanaman per ha menjadi lebih banyak sehingga dapat mengganti produksi per tanaman yang rendah.

F.       PEMUPUKAN
Pemupukan pada lahan sebelum tanam dengan pupuk kandang, sedangkan pada umur 3 dan 7-8 minggu setelah tanam dipupuk Urea sebanyak 30-40 gram.
G.     . PEMANGKASAN
Pemangkasan ditujukan untuk menghilangkan dominasi apikal (pengaruh penghambatan ujung pucuk thd pertumbuhan tunas dibawahnya), sehingga akan mendorong pertumbuhan tunas lateral (cabang) ke samping.
Untuk meningkatkan produksi kelopak , pemangkasan dapat dilakukan pada umur dua bulab setelah tanam dengan memotong cabang utama sepanjang 10-20 cm dari pucuk tanaman.
H.      PENGENDALIAN GULMA
Sebagai kompetitor cahaya, air, dan hara, gulma perlu dikendalikan, terutama pada fase awal pertumbuhan vegetatif atau umur satu bulan seteleh tanam sampai umur 6-7 minggu setelah tanam. Selanjutnya gulma akan berkurang, akibat ternaungi tajuk tanaman rosela yang tumbuh menutupi permukaan tanah.
                SISTEM TANAM
Rosela dapat ditanam, baik secara monokultur (satu jenis tanaman) atau tumpang sari (terdapat lebih dari satu jenis tanaman) pada lahan yang di usahakan.  Pada sistem monokultur, perawatan tanaman lebih mudah dilakukan dan produksi per satuan luas lahan juga lebih tinggi.  Namun, petani hanya akan mendapat satu jenis produk dari usaha taninya.  Sementara, pada sistem tumpang sari resiko kerugian menjadi terbagi, karena petani dapat memperoleh hasil tanaman lain resiko serangan hama dan penyakit berkurang.
                PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a.  Busuk Akar
     Penyakit utama yang menyerang rosela adalah busuk akar yang disebabkan oleh cendawan phytopthora parasitica, Rhizoctonia solani dan Botrytis cinerea . Penyakit ini biasanya terjadi karena adanya genangan air dilahan atau musim hujan yang terlalu lama.  Cara pengendalian yang aman adalah dengan melakukan rotasi tanaman (pergiliran tanaman).
b. Belalang
     Belalang merupakan hama yang umum menyerang tanaman rosela di Indonesia.  Belalang memakan daun rosela dan menyebabkan pertumbuhan vegetatif rosela terganggu.  Pertumbuhan vegetatif yang terganggu menyebabkan rosela berbunga hanya sedikit atau bahkan tidak berbunga.  Pengendalian dengan pestisida tidak dianjurkan karena rosela termasuk jenis tanaman obat yang tidak boleh tercemar oleh pestisida.
c.  Nematoda
     Hama penting yang menyerang rosela antara lain nematoda akar (Meloidogyne arenaria, M. Incognita acrita, dan M.javanica). Nematoda yang menyerang daun adalah rhyparida discopunctulata.
d.  Kutu Daun (Pseudococcus sp.)
     Kutu ini berwarna putih, menyerang titik tumbuh dan kelopak bunga.
     Serangan pada titik tumbuh menyebabkan tanaman menjadi kerdil dan daun mengeriting, sehingga pertumbuhan terhambat.

11 
PANEN DAN PASCA PANEN
                Tanaman rosela mulai menghasilkan bunga pada umur 120 hari dan dapat dipanen secara terus menerus dalam jangka waktu 3 bulan sebelum akhirnya diganti dengan bibit baru.  Per batang tanaman rosela dapat menghasilkan 1,5 kg bunga basah. Pemetikan rosela lebih mudah dilakukan pagi hari daripada sore hari, karena kadar air tanaman masih tinggi, sehingga tangkai buah tidak liat.  Pemanenan menggunakan gunting untuk memotong tangkai bunga, kemudian dilakukan pemisahan biji.  Untuk rendemannya dalam bentuk kering 10% sesudah dijemur di bawah terik matahari selama 3-5 hari, yang akhirnya siap digunakan konsumsi pribadi atau untuk tujuan komersial.
PRODUK OLAHAN ROSELA
  1. TEH ROSELA (Kelopak & Daun Rosela)
  2. JUS ROSELA
  3. SIRUP ROSELA
  4. PERMEN JELI ROSELA
  5. SELAI ROSELA
  6. DODOL ROSELA
  7. MANISAN ROSELA
  8. KOPI ROSELA (BIJI)












1 komentar:

  1. Casino Slot Machines | JTHub
    Find out what games the slots player is 의정부 출장마사지 looking for in 강원도 출장마사지 the online 파주 출장마사지 casinos and claim your 전라남도 출장샵 free spins at JTM Hub! Casino Slot Machines are all made by Microgaming and are 창원 출장안마

    BalasHapus