Budidaya Tanaman Rosela (Hibiscus Sabdarifa L)

ROSELA (Hibiscus sabdariffa L.)
- PENDAHULUAN (PENGENALAN & PROSPEK ROSELA)
- NILAI GIZI DAN MANFAAT ROSELA
- KLASIFIKASI DAN JENIS ROSELA
- BUDIDAYA DAN PASCA PANEN
A. SYARAT TUMBUH
B. TEKNIK BUDIDAYA
C. SISTEM TANAM
D. HAMA DAN PENYAKIT
E. PANEN DAN PASCA PANEN
V. PRODUK OLAHAN ROSELA
I. PENDAHULUAN (Pengenalan & Prospek Rosela)
Saat ini Rosela (Hibiscus sabdariffa L.) menjadi begitu populer, karena :
• Banyak digunakan sebagai kebutuhan pengobatan, terutama untuk
pengobatan alternatif.
• Memiliki kandungan senyawa kimia yang dapat memberikan banyak
manfaat.
Rosela
memiliki daya tarik yang luar biasa. Kelopaknya yang berwarna merah
menyala membuat orang menjadi tertarik. Warna merah ini disebabkan
rosela banyak mengandung pigmen antosianin yang dapat berfungsi sebagai
antioksidan. Kelopak bunga rosela juga memberikan sensasi bunga yang
harum dan rasa asam yang menyegarkan.
C. PROSPEK PASAR
Prospek
pemasaran produk olahan berbahan baku bunga dan daun rosela cukup
prospektif, terutama untuk pasar luar negeri. Hal ini dibuktikan dari
ekspor rosela ke negara Amerika dan Eropa terus meningkat. Negara
importir terbesar rosela saat ini adalah Jerman, Amerika, Inggris dan
Jepang.
Negara
pengekspor utama tanaman rosela adalah Cina, Meksiko, Cile, India,
Thailand, dan Peru. Cina menguasai sekitar 34% pasar rosela di Amerika,
diikuti oleh Meksiko dan Cile yang masing-masing menguasai 13% dan 12%
pasar Amerika. Sedangkan, negara tujuan utama ekspor Sudan adalah
Jerman.
B. ASAL USUL ROSELA
Ada
berbagai pendapat mengenai daerah asal Rosela. Ada yang berpendapat
bahwa rosela merupakan tanaman asli India yang dibawa ke Malasyia,
kemudian dibudidayakan di Afrika. Pendapat lain mengemukakan bahwa
rosela sudah dibudidayakan di Sudan sejak 4.000 tahun SM.
Di
Indonesia, nama rosela sudah dikenal sejak tahun 1922. Tanaman ini
tumbuh subur di sepanjang lintasan kereta api Indramayu, Jawa Barat.
Terutama pada musim hujan terlihat hamparan kelopak bunga rosela yang
bermekaran.
II. NILAI GIZI DAN MANFAAT
Kandungan
penting yang terdapat pada kelopak bunga rosela adalah pigmen
antosianin yang berfungsi sebagai antioksidan yang diyakini dapat
menyembuhkan penyakit degeneratif. Kelopak bunga juga mengandung
vitamin C, A, dan asam amino, juga protein dan kalsium.
Manfaat
bagi kesehatan antara lain sebagai pencegah kanker, radang,
mengendalikan tekanan darah, memperlancar buang air besar, menurunkan
panas, meluruhkan dahak, , kolesterol tinggi, mencegah kanker darah,
mengurangi resiko osteoporosis.
KLASIFIKASI DAN JENIS ROSELA
Dalam taksonomi tumbuhan, rosela diklasifikasikan sebagai berikut :
Ø Divisio : Spermatophyta
Ø Subdiviso : Angiospermae
Ø Kelas : Dicotyledoneae
Ø Ordo : Malvaceae
Ø Genus : Hibiscus
Ø Spesies : Hibiscus sabdariffa L
Ø Varietas : Hibiscus sabdariffa varietas
sabdariva L
Hibiscus sabdariffa varietas
ultisima Wester
Hibiscus sabdariffa varietas sabdariffa merupakan
tanaman semusim, yang tumbuh tegak, bercabang-cabang, dengan tinggi
tanaman dapat mencapai 3,5 m. Batangnya bulat dan berkayu. Warna
batang beragam mulai dari hijau tua sampai merah. Daunnya tunggal,
berbentuk bulat telur, pertulangan menjari dan letaknya berseling,
terbagi ke dalam 3-7 cuping bergantung kultivar dan aksesi, dan
pinggiran daun bergerigi. Rosela memiliki daun yang panjangnya mencapai
6-15 cm dan lebarnya 5-8 cm. Sementara tangkai daun berbentuk bulat,
berwarna hijau, dengan panjang 4-7 cm.
Bunga Rosela bertipe tunggal, artinya hanya terdapat sat kuntum bunga
Pada setiap tangkai bunga. Ukuran bunga cukup besar, diameter ketika
Sedang mekar lebih dari 12,5 cm dan memiliki dasar bunga pendek.
Bunga ini mempunyai 8-11 helai kelopak yang berbulu, dengan panjang
1 cm, pangkal saling berlekatan, dan berwarna merah. Bagian inilah yang
sering dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan minuman.
Mahkota
rosela berwarna merah sampai kuning dengan warna lebih gelap dibagian
tengahnya, berbentuk corong, terdiri dari lima helaian, dan panjang 3-5
cm. Tangkai sari merupakan tempat melekatnya kumpulan benang sari
berukuran pendek dan tebal dengan panjang sekitar 5 cm dan lebar sekitar
5 mm. Putik berbentuk tabung dan berwarna kuning atau merah. Bunga
rosela bersifat hermaprodit (mempunyai bunga jantan dan betina),
sehingga mampu menyerbuk sendiri.
Buah
Rosela berbentuk kotak kerucut, berambut, terbagi menjadi lima ruang,
dan berwarna merah. Buah berukuran panjang 5 cm dan lebar 5,3 cm.
Bentuk biji mempunyai ginjal, berbulu dengan panjang 5 mm dan lebar 4
mm. Saat masih muda, biji berwarna putih dan setelah tua berubah
menjadi abu-abu.
KULTIVAR
Terdapat
lebih dari 100 kultivar rosela. Kultivar komersial paling banyak
ditanam di Cina, Thailand, Meksiko, dan Afrika terutama di Sudan,
Senegal, dan Mali.
Perbedaan
kultivar tidak hanya mempengaruhi produksi, tetapi juga kandungan bahan
kimia dan mineral kelopak bunga. Rosela dengan kelopak berwarna merah
mengandung zat besi lebih tinggi dibandingkan dengan kultivar lainnya.
Sementara rosela dengan kelopak bunga berwarna merah tua mengandung abu
dan kalium lebih besar.
BUDIDAYA DAN PASCA PANEN
SYARAT TUMBUH
- SUHU
- AIR
- CAHAYA, PANJANG HARI, DAN WAKTU TANAM
- TANAH
A. SUHU
Tanaman
rosela tumbuh optimal di daerah dengan ketinggian kurang dari 600 meter
dpl. Semakin tinggi dari permukaan laut, pertumbuhan rosela akan
terganggu. Rosela dapat tumbuh di daerah tropis dan subtropis dengan
suhu rata-rata bulanan 24-320C. Namun masih torelan terhadap suhu 10-360C.
Untuk
menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, rosela
memerlukan waktu 4-5 bulan dengan suhu malam tidak kurang dari 210C
B. AIR
Curah
hujan rata-rata yang dibutuhkan rosela 140-270 mm per bulan dengan
kelembaban udara di atas 70%. Jika curah hujan tidak mencukupi bisa
diatasi dengan pengairan yang baik. Periode kering dibutuhkan untuk
pembungaan dan produksi biji.
Hujan
atau kelembaban yang tinggi selama masa panen dan pengeringan dapat
menurunkan kualitas kelopak bunga dan menurunkan produksi. Selain itu,
tanaman menjadi mudah rebah karena keberatan buah. Akibatnya kelopak
bunga yang dekat permukaan tanah menjadi busuk.
C. CAHAYA, PANJANG HARI, & WAKTU TANAM
Rosela
merupakan tanaman berhari pendek (untuk induksi pembangunan memerlukan
panjang hari kurang dari 12 jam). Pad umur 4-5 bulan pertama
pertumbuhannya (masa vegetatif), rosela membutuhkan panjang hari sekitar
13 jam untuk mencegah pembungaan dini.
Rosela
toleran thd sedikit naungan dan dapat tumbuh di green house, tetapi
pertumbuhan terbaik ditunjukkan pd tanaman yang ditanam dilapang pada
kondisi cahaya penuh.
Waktu tanam mempengaruhi kandungan kimiawi kelopak bunga rosela. Biasanya rosela ditanam pada bulan Mei.
D. TANAH
Berbagai
jenis tanah dapat ditanami rosela, terutama struktur yang dalam,
bertekstur ringan dan berdrainase baik. Rosela toleran thd tanah masam
dan agak alkalin, tetapi tidak cocok ditanam pd tanah berkadar garam
tinggi. Kemasaman tanah (pH) optimum untuk rosela adalah 5,5-7, dan
masih dapat toleran pada pH 4,5-8,5. Selain itu, rosela tidak tahan thd
genangan air.
Rosela
memiliki sistem perakaran yang dalam. Karena itu, kedalaman tanah
optimal yang dibutuhkan di atas 150 cm. Namun, rosela masih dapat
ditanam pada kedalaman tanah sedang (50-150 cm). Apabila terbatas
ukurannya misalnya dalam polybag maka pertumbuhannya tidak optimal.
TEKNIK BUDIDAYA
A. PERSIAPAN LAHAN
B. PERSIAPAN BAHAN TAN.
C. PEMBIBITAN
D. PENANAMAN DI POLYBAG
E. JARAK TANAM
F. PEMUPUKAN
G. PEMANGKASAN
H. PENGENDALIAN GULMA
A. PERSIAPAN LAHAN
Pada
penanaman yang intensif, lahan untuk rosela perlu di olah dengan cara
membalikkan tanah dengan bajak, menggemburkan, dan menghaluskannya
dengan cangkul atau garpu, agar drainasenya baik. Sebaiknya pengolahan
tanah cukup dalam, paling sedikit sedalam 20cm. Tanah dicampur pupuk
dasar berupa pupuk kandang dengan dosis 10-20 ton/ha. Lahan dilarik
dengan jarak antar larik 1,5 m. Dibuat alur atau bedengan setinggi
15-20 cm.
B. PERSIAPAN BAHAN TANAMAN
Rosela
dapat dibiakkan dengan biji atau stek batang. Namun, dengan biji lebih
mudah dan praktis. Sistem perakaran tanaman yang berasal dari biji
memiliki tunggang yang dalam, sehingga lebih tahan thd kekeringan
dibandingkan dengan tanaman asal stek. Kebutuhan benih atau biji rosela
sekitar 11-22 kg/ha, tergantung kesuburan tanah dan jarak tanam yang
digunakan. Untuk mempercepat perkecambahan, biji rosela direndam
terlebih dahulu dengan air selama 24 jam, kemudian baru ndipilih biji
yang bernas dan tenggelam untuk ditanam.
C. PEMBIBITAN
Benih
rosela dapat langsung ditanam di lapang atau dipindahtanamkan. Pada
sistem penanaman langsung, benih ditanam 2-3 butir per lubang tanam
sedalam 0,5 cm. Setelah bibit berdaun 2-4 helai, dilakukan penjarangan
dengan memilih satu tanaman yang menunjukkan pertumbuhan terbaik. Cara
ini lebih praktis dan tanaman tumbuh lebih cepat, karena tidak mengalami
cekaman akibat pemindahan. Bisa juga dilakukan dengan persemaian dalam
polybag selama 3-4 minggu (atau tumbuh pohon setinggi 20 cm) baru
dipindahkan ke lahan.
D. PENANAMAN DI POLYBAG
Selain
ditanam di lapangan, dalam skala kecil rosela dapat pula ditanam di
polybag besar (paling sedikit menggunakan 10 kg media tanam). Media
tanam yang dipakai dapat berupa campuran tanah dengan pupuk organik,
seperti pupuk kandang atau kompos dengan perbandingan 4 : 1. Jika ukuran
polybag lebih kecil kurang dari 5 kg), pertumbuhan tanaman menjadi
tidak optimal dicirikan dengan tanaman tumbuh kerdil dan jumlah cabang
sedikit, sehingga produksi bunga rendah.
E. JARAK TANAM
Dengan
jarak tanam 60 x 60 cm, 60 x 45 cm, dan 60 x 30 cm, produksi kelopak
bunga per ha tetap menjadi lebih tinggi, karena pada jarak tanam
tersebut jumlah tanaman per ha menjadi lebih banyak sehingga dapat
mengganti produksi per tanaman yang rendah.
F. PEMUPUKAN
Pemupukan
pada lahan sebelum tanam dengan pupuk kandang, sedangkan pada umur 3
dan 7-8 minggu setelah tanam dipupuk Urea sebanyak 30-40 gram.
G. . PEMANGKASAN
Pemangkasan
ditujukan untuk menghilangkan dominasi apikal (pengaruh penghambatan
ujung pucuk thd pertumbuhan tunas dibawahnya), sehingga akan mendorong
pertumbuhan tunas lateral (cabang) ke samping.
Untuk
meningkatkan produksi kelopak , pemangkasan dapat dilakukan pada umur
dua bulab setelah tanam dengan memotong cabang utama sepanjang 10-20 cm
dari pucuk tanaman.
H. PENGENDALIAN GULMA
Sebagai
kompetitor cahaya, air, dan hara, gulma perlu dikendalikan, terutama
pada fase awal pertumbuhan vegetatif atau umur satu bulan seteleh tanam
sampai umur 6-7 minggu setelah tanam. Selanjutnya gulma akan berkurang,
akibat ternaungi tajuk tanaman rosela yang tumbuh menutupi permukaan
tanah.
SISTEM TANAM
Rosela
dapat ditanam, baik secara monokultur (satu jenis tanaman) atau tumpang
sari (terdapat lebih dari satu jenis tanaman) pada lahan yang di
usahakan. Pada sistem monokultur, perawatan tanaman lebih mudah
dilakukan dan produksi per satuan luas lahan juga lebih tinggi. Namun,
petani hanya akan mendapat satu jenis produk dari usaha taninya.
Sementara, pada sistem tumpang sari resiko kerugian menjadi terbagi,
karena petani dapat memperoleh hasil tanaman lain resiko serangan hama
dan penyakit berkurang.
PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Busuk Akar
Penyakit utama yang menyerang rosela adalah busuk akar yang disebabkan oleh cendawan phytopthora parasitica, Rhizoctonia solani dan Botrytis cinerea . Penyakit
ini biasanya terjadi karena adanya genangan air dilahan atau musim
hujan yang terlalu lama. Cara pengendalian yang aman adalah dengan
melakukan rotasi tanaman (pergiliran tanaman).
b. Belalang
Belalang merupakan hama yang umum menyerang tanaman rosela di
Indonesia. Belalang memakan daun rosela dan menyebabkan pertumbuhan
vegetatif rosela terganggu. Pertumbuhan vegetatif yang terganggu
menyebabkan rosela berbunga hanya sedikit atau bahkan tidak berbunga.
Pengendalian dengan pestisida tidak dianjurkan karena rosela termasuk
jenis tanaman obat yang tidak boleh tercemar oleh pestisida.
c. Nematoda
Hama penting yang menyerang rosela antara lain nematoda akar (Meloidogyne arenaria, M. Incognita acrita, dan M.javanica). Nematoda yang menyerang daun adalah rhyparida discopunctulata.
d. Kutu Daun (Pseudococcus sp.)
Kutu ini berwarna putih, menyerang titik tumbuh dan kelopak bunga.
Serangan pada titik tumbuh menyebabkan tanaman menjadi kerdil dan daun mengeriting, sehingga pertumbuhan terhambat.

PANEN DAN PASCA PANEN
Tanaman
rosela mulai menghasilkan bunga pada umur 120 hari dan dapat dipanen
secara terus menerus dalam jangka waktu 3 bulan sebelum akhirnya diganti
dengan bibit baru. Per batang tanaman rosela dapat menghasilkan 1,5 kg
bunga basah. Pemetikan rosela lebih mudah dilakukan pagi hari daripada
sore hari, karena kadar air tanaman masih tinggi, sehingga tangkai buah
tidak liat. Pemanenan menggunakan gunting untuk memotong tangkai bunga,
kemudian dilakukan pemisahan biji. Untuk rendemannya dalam bentuk
kering 10% sesudah dijemur di bawah terik matahari selama 3-5 hari, yang
akhirnya siap digunakan konsumsi pribadi atau untuk tujuan komersial.
PRODUK OLAHAN ROSELA
- TEH ROSELA (Kelopak & Daun Rosela)
- JUS ROSELA
- SIRUP ROSELA
- PERMEN JELI ROSELA
- SELAI ROSELA
- DODOL ROSELA
- MANISAN ROSELA
- KOPI ROSELA (BIJI)
Casino Slot Machines | JTHub
BalasHapusFind out what games the slots player is 의정부 출장마사지 looking for in 강원도 출장마사지 the online 파주 출장마사지 casinos and claim your 전라남도 출장샵 free spins at JTM Hub! Casino Slot Machines are all made by Microgaming and are 창원 출장안마