Jumat, 14 Desember 2012

Tanaman Rosela

Tanaman Rosela


BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Pada tahun 1576 seorang ahli botani asal Belanda bernama M. de L’Obel menemukan tanaman ini ditanam di halaman sebuah rumah di Pulau Jawa. Ada yang berpendapat, Rosella berasal dari India. Diduga tanaman ini dibawa oleh pedagang India saat datang ke Indonesia sekitar abad ke-14. Mungkin karena belum diketahui khasiatnya, dulu Rosella belum dikenal seperti sekarang. Benih tanaman bunga Rosella dibawa oleh para budak dari afrika dan kemudian tumbuh di berbagai belahan dunia, di antaranya Sudan, Mexico, Jamaica,Brazil, Panama, hingga beberapa negara bagian Amerika dan Australia. Menengok sekilas cerita beberapa abad yang lalu, keberadaan bunga Rosella saat ini bagaikan perantau yang pulang kembali ke kampung halaman. Nama Lain: Hibiscus Sabdariffa L., H. Sabdariffa varaltissima, Rozelle, Red Sorrel, Sour-sour, Lemon bush, Florida cranberry, Oseille rouge (Perancis), Quimbombo Chino (Sepanyol), Karkad (Afrika Utara), Bisap (Senegal).
            Namanya rosella tenar hampir di seluruh penjuru dunia. Belakangan, tanaman ini juga mulai populer di Indonesia. sejatinya tanaman rosella sudah lama ada diIndonesia. Hanya saja, ia disebut dengan nama yang berbeda di setiap daerah. memang banyak orang yang beranggapan berbeda tentang asal mula rosella tersebut. Ada yang bilang bahwa rosella berasal dari afrika, namun ada juga yang bilang rosella berasal dari india. Namun yang jelas bahwa sesungguhnya rosella telah banyak ditemukan di indonesia sejak beberapa abad yang lalu. Hanya saja masyarakat indonesia belum begitu mengenal manfaat atau khasiat dari rosella tersebut. Barulah pada akhir-akhir ini diketahui bahwa teh merah rosella memiliki manfaat yang banyak sekali, namun tidak mengakibatkan efek samping seperti pada teh yang lainnya.
Bunga Rosella kering yang dimanfaatkan dengan cara diseduh seperti teh sangat populer. Bunga Rosella segar juga dimanfaatkan menjadi berbagai bentuk makanan seperti puding, campuran salad, hingga selai dan sirup. Selain rasanya yang enak, rosella yang satu ini memang memiliki efek farmakologis yang cukup lengkap seperti:
B.     RUMUSAN MASALAH
a.       Botani Tanaman Rosella (Hibiscus sabdariffa L).
b.       Manfaat Tanaman Rosella (Hibiscus sabdariffa L).
c.       Budidaya Tanaman Rosella (Hibiscus sabdariffa L).
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Botani Rosella
Sistem perakaran tanaman Rosella adalah akar tunggang, dengan bentuk akar adalah akar tunggang. Akar memiliki bagian-bagian yaitu: Pangkal akar (collum), ujung akar (apex radicis), batang akar (corpus radicis), cabang akar (radix lateralis) serabut akar (fibrilla radicis), bulu akar (pillus radicallis) dan tudung akar (calyptra). Akar-akar ini berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara didalam tanah serta menguatkan berdirinya batang tanaman.
Tanaman rosella berupa semak yang berdiri tegak dengan tinggi 0,5 meter sampai 5 meter. Ketika masih muda batang dan daunnya berwarna hijau. Batang berbentuk silindris dan berkayu, serta memiliki banyak percabangan. Pada batang melekat daun-daun yang tersusun berseling, warna hijau berbentuk bulat telur dengan pertulangan menjari dan tepi beringgit.
Daun rosella berwarna hijau berbentuk hijau (bulat telur) dengan ujung daun yang meruncing atau bercangap. Daun memiliki tulang-tulang menjari warna merah dan tepi beringgit dengan banyak kelenjar pada permukaan bawahnya daun letaknya berselin-seling (spiral) mengelilingi batang tanaman yang terdiri dari tangkai daun, helai daun dan tidak mempunyai upih (vagina). ukuran daun panjang dapat mencapai 6-15 cm dan lebar 5-8 cm.
Bunga rosella bertipe tunggal, artinya, hanya terdapat satu kuntum bunga pada setiap tangkai bunga. Ukuran bunga cukup besar, diameter ketika sedang mekar lebih dari 12,5 cm dan memiliki dasar bunga pendek. Bunga ini mempunyai 8-11 helai kelopak yang berbulu, dengan panjang 1 cm, pangkal saling berlekatan dan berwarna merah. Bagian inilah yang sering dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan minuman. Mahkota rosela bewarna merah sampai kuning dengan warna lebih gelap di bagian tengahnya, berbentuk corong, terdiri dari lima helaian, dan panjang 3-5 cm. tangkai sari yang merupakan tempat melekatnya kumpulan benang sari berukuran pendek dan tebal dengan panjang Sekitar 5 cm Dan lebar 5 mm. Bunga Rosella bersifat hermaprodit (mempunyai bunga jantan dan bunga betina), sehingga mampu menyerbuk sendiri.
Buah berbentuk kerucut, berambut, terbagi menjadi 5 ruang, berwarna merah. Bentuk biji menyerupai ginjal, berbulu, dengan panjang 5 mm dan lebar 4 mm. Saat masih muda, biji berwarna putih dan setelah tua berubah menjadi abu-abu.
B.     Manfaat Rosella
Rosella (Hibiscus  sabdariffa L) termasuk dalam keluarga Malvaceae, dengan ciri-ciri tanaman tumbuh tegak, bercabang banyak, bersemak-semak, dan mempunyai siklus hidup tahunan. Batang berwarna kemerah-merahan, dan dapat mencapai ketinggian sampai 3,5 meter. Warna daun bervariasi, dari hijau gelap sampai ke merah dengan pinggiran bergerigi. Bunga berwarna merah dengan ujung berwarna agak gelap, dilengkapi dengan benang sari dan putik. Biji terdapat dalam cangkang, yang dilindungi oleh semacam kelopak lembut berwarna merah, yang jika dikeringkan, digunakan sebagai bahan untuk membuat Teh Rosella.
Rosella digunakan di banyak daerah sebagai obat tradisional. Mempunyai efek yang ringan sebagai obat pencuci perut dan memperlancar pembuangan air seni. Hal tersebut disebabkan oleh zat yang terkandung dalam kelopak Rosella, yaitu ascorbic acid dan glycolic acid. Karena juga mengandung citric acid atau asam sitrat, Rosella juga digunakan sebagai penyegar, memberikan efek dingin ke tubuh di cuaca yang panas, karena meningkatkan peredaran darah di permukaan kulit dan memperlebar pori-pori.
Sebagaian besar dari tumbuhan Rosella, termasuk biji, daun, kelopak dan akar sering kali digunakan sebagai bahan makanan. Diantara bagian2 tersebut, kelopak Rosella adalah yang paling populer. Digunakan sebagai bahan dasar pembuatan selai, sirup, es cream, perasa, dan juga dalam bentuk kering untuk diseduh dan disajikan seperti kita menyajikan teh.
Daun dan kelopak Rosella juga dapat digunakan sebagai minuman kesehatan untuk memperbaiki fungsi pencernaan dan ginjal. Daun Rosella yang di hangatkan dan diremas-remas, baik untuk menyembuhkan pecah-pecah di tumit dan untuk mempercepat matangnya bisul. Kelopak Rosella juga mengandung anti-oksidan, seperti flavonoids, gossypetine, hibiscetine dan sabdaretine.
Kadar antioksidan yang terkandung dalam kelopak kering Rosella jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman kumis kucing dan bunga knop. Zat aktif yang paling berperan dalam kelopak bunga Rosella meliputi gossypetin, antosianin, dan glucoside hibiscin. Antosianin merupakan pigmen alami yang memberi warna merah pada seduhan kelopak bunga Rosella, dan bersifat antioksidan.
Kadar antioksidan yang tinggi pada kelopak Rosella dapat menghambat radikal bebas. Beberapa penyakit kronis yang ditemui saat ini banyak yang disebabkan oleh radikal bebas yang berlebihan. Di antaranya kerusakan ginjal, diabetes, jantung koroner, hingga kanker.
Perbandingan kadar antosianin yang bersifat antioksidan dapat dilihat pada dua jenis Rosella yang ditanam di kebun milik Darwin di Cisarua. Meskipun berasal dari satu spesies, Rosella Sudan berwarna merah pekat kehitaman, sedangkan Rosella Taiwan berwarna merah darah. Rosella Sudan rasanya lebih asam dan lebih pekat sehingga kelopak keringnya dapat digunakan hingga 2-3 kali seduh. Berbeda dengan Rosella Taiwan yang hanya dapat digunakan sekali seduh.
Semakin pekat warna merah pada kelopak Rosella, rasanya akan semakin asam. Dan kandungan antosianinnya semakin banyak. Dengan demikian, kandungan antioksidannya juga semakin banyak,” kata Didah.
Sayangnya, kadar antioksidan dalam kelopak Rosella menjadi berkurang jika dikeringkan dengan proses pemanasan (dipanggang dalam oven). Kadar senyawa berkhasiat yang terkandung dalam kelopak Rosella berada pada tingkat tertinggi jika dikonsumsi dalam bentuk segar.
Antikanker dan Antihipertensi Di antara banyak khasiatnya, Rosella diunggulkan sebagai herba antikanker dan hipertensi. Ini sesuai dengan uji pra klinis yang dilakukan oleh Yun Ching Chang, seorang peneliti dari Institute of Biochemistry and Biotechnology, Chung Shan Medical University di Taiwan. Yun Ching Chang menemukan bahwa pigmen alami dari kelopak kering Rosella terbukti efektif dalam menghambat dan sekaligus mematikan sel kanker HL-60 (kanker darah atau leukemia). Pigmen ini jugs berperan dalam proses apoptosis (bunuh diri) sel kanker.
C.    KHASIAT
Khasiat rosela antara lain untuk menurunkan asam urat, Hipertensi, Diabetes mellitus, memperbaiki metabolisme tubuh, melangsingkan Tubuh, menghambat sel kanker, mencegah sariawan dan panas dalam, menambah vitalitas, meredakan batuk, mencegah flu, antioksidan, antihipertensi, antikanker, antidepresi, antibiotik, aprodisiak, diuretik (peluruh kencing), sedatif, tonik, dan menurunkan absorpsi alkohol.
Pemanfaatan kelopak bunga Rosela sudah dikenal dan diteliti baik oleh pakar kesehatan modern maupun pakar kesehatan tradisional di berbagai negara di dunia. Kelopak bunga tersebut diketahui mengandung zat-zat penting yang diperlukan oleh tubuh, seperti vitamin C, vitamin A, protein esensial, kalsium, dan 18 jenis asam amino, termasuk arginina dan legnin yang berperan dalam proses peremajaan sel tubuh.
Secara tradisional, ekstrak kelopak rosela berkhasiat sebagai antibiotik, aprodisiak (meningkatkan gairah seksual), diuretik (melancarkan buang air kecil), pelarut, sedativ (penenang), dan tonik. Sebuah penelitian yang dilakukan ilmuwan Chung San Medical University di Taiwan, Chau-Jong Wang, konsumsi rosela digunakan sebagai salah satu cara baru untuk mengurangi risiko penyakit jantung. Flora ini terbukti secara klinis mampu mengurangi jumlah plak yang menempel pada dinding pembuluh darah. Tidak hanya itu, rosela juga memiliki potensi untuk mengurangi kadar kolesterol jahat yang disebut LDL dan lemak dalam tubuh. Hal ini menunjukkan bahwa rosela juga bermanfaat terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi (tekanan darah tinggi), membantu program diet bagi penderita kegemukan (obesitas), melancarkan peredaran darah, menurunkan demam umum, melancarkan dahak bagi batuk berdahak, dan dapat dimanfaatkan untuk melancarkan buang air besar.
Ditinjau menurut sudut pandang medis modern (kedokteran), mengonsumsi olahan kelopak bunga rosela secara teratur menunjukkan kesetaraan hasil dengan pengobatan modern (farmakologis) pada beberapa penyakit berikut ini:
1.      Sebagai Terapi Hipertensi
Pemberian ekstrak kelopak rosela yang mengandung 9,6 miligram anthocyanin setiap hari selama 4 minggu, mampu menurunkan tekanan darah yang hampir sama dengan pemberian captopril 50 mg/hari. Rosela terstandar tersebut dibuat dari 10 gram kelopak kering dan 0,52 liter air (Herrera-Arellano, 2004). Terdapat penurunan tekanan darah sistolik sebesar 11,2 % dan tekanan diastolik sebesar 10,7% setelah diberi terapi teh rosela selama 12 hari pada 31 penderita hipertensi sedang (Haji Faraji, 1999).
2.      Asam Urat dan Kesehatan Ginjal
Tingginya kadar asam urat, kalsium dan natrium dalam darah secara mekanisme normal tubuh akan dikurangi dengan membuang kelebihan unsur tersebut melalui ginjal. Jika kondisi demikian dibiarkan berlangsung lama akan memberatkan kerja ginjal sebagai penyaring darah dalam tubuh. Kondisi ini dapat memicu kesakitan pada ginjal. Dengan mengonsumsi rosela, ditemukan penurunan kreatinin, asam urat, sitrat, tartrat, kalsium, natrium, dan fosfat dalam urin pada 36 pria yang mengonsumsi jus rosela sebanyak 16-24 g/dl/hari (Kirdpon, 1994).
3.      Khasiat Lebih jauh
Rosela diketahui memiliki kandungan senyawa fenolik yang berfungsi sebagai antioksidan sebanyak 23,10 mg dalam setiap gram bobot kering kelopak rosela. Sejumlah antioksidan yang dikandung rosela tersebut memiliki aktivitas 4 kali lebih tinggi dibanding bubuk kumis kucing. Penelitian yang dilakukan oleh Ir Didah Nur Faridah MSi, periset Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor, menunjukkan bahwa kandungan antioksidan yang dimiliki oleh kelopak rosela terdiri atas senyawa gossipetin, antosianin, dan glukosida hibiscin yang mampu memberikan perlindungan terhadap berbagai penyakit degeneratif (akibat proses penuaan) seperti jantung koroner, kanker, diabetes melitus, dan katarak.
Peneliti Faculty of Agriculture, Kagoshima University, De-Xing Hou menemukan adanya kandungan delphinidin 3-sambubioside dan cyanidin 3-sambubioside, antosianin pada rosela yang ampuh mengatasi kanker darah alias leukeimia. Cara kerjanya adalah dengan menghambat terjadinya kehilangan membran mitokondrial dan pelepasan sitokrom dari mitokondria ke sitosol. Jika molekul mengandung elektron seperti guanin DNA terserang, kesalahan replikasi DNA mudah terjadi. Kerusakan DNA memicu oksidasi LDL, kolesterol, dan lipid yang berujung pada penyakit ganas seperti kanker dan jantung koroner. Namun, antioksidan yang dikandung rosela meredam aksi radikal bebas yang menyerang molekul tubuh yang mengandung elektron. Secara singkat, adanya mekanisme tersebut menjelaskan bagaimana antioksidan yang terdapat dalam kelopak rosela menghambat pertumbuhan sel kanker dan kejadian penyakit jantung koroner.
Selain hal-hal yang dikemukakan di atas, rosela juga terbukti dapat menurunkan kadar trigliserida dan LDL-kolesterol dalam darah. Penelitian terhadap efek kerabat bunga sepatu itu terhadap kegemukan juga dilakukan oleh Sayago-Ayerdi SG dari Department of Nutrition, Universidad Complutense de Madrid, Spanyol. Menurut Sayago rosela mengandung 33,9% serat larut yang membantu meluruhkan lemak. Kendati demikian,kadar keasaman (pH) seduhan rosela mencapai 3,14 sehingga perlu diwaspadai reaksi lambung untuk pengidap maag, karena kemungkinan memiliki efek merugikan.
D.    Budidaya Tanaman Rosella
a.       Persemaian
Sebelum disemaikan, biji direndam seLama satu hari satu malam LaLu dipilih yang tenggeLam dengan bentuk butiran – butiran yang baik. Biji dapat Langsung disemaikan pada Lahan persemaian yang sudah dioLah dan diairi. SeteLah tumbuh maka bisa Langsung dipindah ke ke poLybag ataupun menunggu cukup besar untuk Langsung dipindah ke Lahan produksi..
b.      Persiapan Lahan
Persiapan lahan dilakukan dengan pembajakan tanah secara membujur dan meLintang. Tanah dicampur pupuk dasar berupa pupuk kandang, Lahan diLarik dengan jarak antar Larik 1,5 m.
c.       Penanaman
Untuk Lahan yang Langsung dari biji makan penanaman diLakukan dengan ditugaL tiap Lubang tanam diisi 2-3 biji. Sedangkan untuk penanaman bibit yang telah disemaikan di polybag maka setiap Lubang tanam diisi dengan 1-2 bibit.
d.      Pemupukan
Pemupukan pada Lahan sebelum tanam dengan pupuk kandang, sedangkan pada umur 3 dan 7-8 minggu seteLah tanam dipupuk Urea sebanyak 30-40 gram tiap tanaman.
e.       Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit yang paling banyak menyerang roseLLe adaLah hama kutu daun dan penyakit Phytopthora. Penanganannya adaLah dengan penyemprotan obat anti kutu ataupun berbagai jenis pestisida yang dijuaL bebas di toko-toko pertanian.
f.       Pemeliharaan
Selama pertumbuhan tanaman perLu diwaspadi keberadaan guLma yang akan berdampak negatif, oLeh karena itu diLakukan penyiangan dengan frekuensi sesuai kondisi Lahan.
g.      Panen
Tanaman Rosella mulai menghasilkan bunga pada umur 120 hari dan dapat dipanen secara terus-menerus dalam jangka waktu 3 buLan sebeLum akhirnya diganti dengan bibit baru. Perbatang tanaman rosella dapat menghasilkan 1,5 kg bunga basah. Pemanenan menggunakan gunting untuk memotong tangkai bunga, kemudian diLakukan pemisahan biji.
BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Rosella (hibiscus sabdariffa L). termasuk dalam keluarga Malvaceae, yang kaya akan manfaat, rosella digunakan dibanyak daerah sebagai obat tradisional mempunyai efek yang ringan sebagai obat pencuci perut dan memperlancar pembuangan air seni, rosella juga digunakan sebagai obbat pencuci perut dan memperlancar pembuangan air seni, rosella rosella juga digunakan sebagai penyegar, memberikan efek dingin ketubuh dicuaca yang panas, daun dan kelopak rosella, dapat digunakan sebagai minuman kesehatan untuk memperbaiki fungsi pencernaan pada ginjal.
Pembudidayan rosella juga mudah dan tidak terlalu lama untuk menunggu masa panen karena tanaman rosella sudah menghasilkan bunga pada umur 12o hari dan dapat dipanen secara terus menerus dalam jangka waktu 3 bulan sebelum akhirnya digenti dengan bibit yang baru.
B.     SARAN
Dengan selesainya makalah ini semoga bisa menjadi sumber bacaan yang berguna bagi kalangan mahasiswa khususnya dan masyarakat umumnya yang bisa dijadikan acuan untuk membudidayakan tanman rosella yang kaya akan manfaat, sebagai obat –obatan maupun sebagai the herbal.
Dengan demikian diharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca yang bisa dijadikan sebagai acuan dalam pembuatan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Wati. 2007. Manfaat Rosella Merah. [terhubung berkala]. http://sehatyuk.blogspot.com/2007/04/manfaatrosela-merah.html. (01 April 2012)
Erianto.2009.Budidaya Rosella.[terhubung berkala]. http://makalahbudidayarosela<

Tidak ada komentar:

Posting Komentar